EVOLUSI DAN APLIKASI
SISTEM INFORMASI
BERBASIS KOMPUTER
Disusun oleh:
Angga Prima Sukarno
0710633052 / DSI-F
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tentang Evolusi
dan Aplikasi Sistem Informasi Berbasis Komputer ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
penulisan makalah ini.
Tujuan utama Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi
tugas akhir semester ke-2 mata kuliah Dasar Sistem Informasi (DSI) selain itu
jugu bertujuan agar perkembangan serta aplikasi-aplikasi sistem Informasi dapat
dikenal dan di aplikasikan sebagaimana mestinya.
Rasa terima kasih saya sampaikan kepada Dosen Dasar Sistem
Informasi, yang telah memberikan tugas ini, serta pihak-pihak lain yang tidak
dapat saya sebut satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan hingga
makalah ini selesai.
Saya menyadari bahwa makalah ini
terdapat banyak sekali kekurangan mengenai isi dan hal dlain didalmnya. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya
dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Malang,
23 Juni 2008
Penulis,
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………. ( ii )
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………… ( i )
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang……………………………………………………………… ( 01 )
1.2. Tujuan……………………………………………………………………….. ( 01 )
BAB
II. EVOLUSI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
2.1. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)………………………………………….. ( 03
)
2.1. Sistem Informasi Manajemen
(SIM)………………………………………… ( 04 )
2.2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)………………………………………...
( 05 )
2.3. Otomatisasi Perkantoran dan Aplikasi
Otomatisasi Kantor…………………. ( 07 )
2.4. Sistem
Pakar…………………………………………………………………. ( 11 )
BAB
III. APLIKASI SISTEM INFORMASI
3.1. Sistem Informasi Eksekutif…………………………………………………… ( 13 )
3.1.1. Sistem Informasi
Pemasaran….………………………………………. ( 13 )
3.1.2. Sistem Informasi
Manufaktur..……………………………………….... ( 15 )
3.1.2.1.
Input………………………………………………….………. ( 16 )
3.1.2.2.
Proses…………………………………………….….……...… ( 16 )
3.1.2.3. Output
3.1.2.3.1.
Persediaan….…….………………………………. ( 17 )
3.1.2.3.2. Produksi.………..………………………………… ( 18 )
3.1.2.3.3.
Kualitas.…………………..………………………. ( 19 )
3.1.2.3.4. Biaya..…………………………………………….
( 20 )
3.3. Sistem Informasi
Keuangan……………………………………………………. ( 20 )
3.4. Proses Pengontrolan
Informasi………………………………………………… ( 21 )
3.4.1. Latar Belakang dan
Hipotesa…………………………………………... ( 22 )
3.4.2. Teori yang Melatar
Belakangi…………………………………………. ( 22 )
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan…………………………………………………………………
( 27 )
4.2. Saran……………………………………………………………………….. (
27 )
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sekarang ini sistem informasi sudah
banyak berkembang di kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan sistem informasi
sudah banyak dibutuhkan dalam kalangan masyrakat secara luas sejalan dengan era
globalisasi dimana perpindahan dan pergerakan manusia semakin luas dan cepat
terutama dalam hal tekhnologi. Oleh sebab itu seiring perkembangan Sistem
Informasi komputer mengalami perubahan dan perkembangan.
Dahulu penyampaian informasi menjadi
hal sulit, namun sekarang dengan adanya aplikasi-aplikasi sistem informasi
dalam berbagai bidang, misalnya Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi
Manajemen, Sistem Pendukung Keputusan, Otomatisasi Perkantoran dan Aplikasi Otomatisasi
Kantor, Sistem Pakar, Sistem Informasi Pemasaran, Sistem Informasi Manufaktur,
Sistem Informasi Keuangan, Proses Pengontrolan Informasi menyebabkan semakin
mudah dan cepat informasi disampaikan.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui
perkembangan/evolusi sistem informasi berbasis komputer dalam bidang Sistem
Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Manajemen, Sistem Pendukung Keputusan,
Otomatisasi Perkantoran dan Aplikasi Otomatisasi Kantor, Sistem Pakar.
2. Untuk mengetahui aplikasi-aplikasi
sistem informasi meliputi sistem informasi eksekutif (Sistem Informasi
Pemasaran, Sistem Informasi Manufaktur, Sistem Informasi Keuangan) dan Proses
Pengontrolan Informasi
BAB II
EVOLUSI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
A.
Fokus awal pada data
Selama paruh pertama abad 20, perusahaan pada umumnya
mengabaikan kebutuhan informasi para manajer. Pada fase ini penggunaan komputer
hanya terbatas pada aplikasi akuntansi. Nama aplikasi akuntansi berbasis
komputer pada awalnya adalah pengolahan data elektronik (EDP) kemudian berubah
menjadi Data prosesing (DP) dan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .
B.
Fokus baru pada informasi
Tahun 1964 diperkenalkan satu generasi baru alat penghitung
yang mempengaruhi cara penggunaan komputer. Konsep penggunaan komputer sebagai
SIM dipromosikan oleh pembuat komputer untuk mendukung peralatan baru tsb.
Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan
utama menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini segera diterima oleh
perusahaan besar.
C.
Fokus pada Komunikasi
Pada waktu DSS berkembang, perhatian juga difokuskan pada
otomatisasi kantor (office automation/OA) OA memudahkan komunikasi dan
meningkatkan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor melalui
penggunaan alat elektronik. OA telah berkembang meliputi beragam aplikasi
seperti konferensi jarak jauh, voice mail, e-mail, electronik calendaring,
facsimile transmission.
D.
Fokus potensial pada konsultasi
Komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian
penalaran logis yang sama seperti manusia, suatu aplikasi yang dinamakan
kecerdasan buatan (artificial intelligence).
2.5. Sistem Informasi Akuntansi
(SIA)
Definisi Sistem Informasi Akuntansi
- Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan rangkaian pengkordinasian sumber daya (data, materials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan bisnis suatu entitas, dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Wilkinson, 1991: 14).
- Fokus
- Business reporting& Financial reporting
- Informasi Operasi (IO)
- Informasi Akuntansi Manajemen (IAM)
- Informasi Akuntansi Keuangan (IAK)
Accounting information systems
· Sistem informasi akuntansi (accounting information systems),
menyediakan informasi dan transaksi keuangan.
· Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
adalah sebuah Sistem Informasi yang menangani segala sesuatu yang
berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah Sistem Informasi.
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi
antara lain:
· Mengumpulkan dan menyimpan data
tentang aktivitas dan transaksi.
· Memproses data menjadi into
informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
· Melakukan kontrol secara pat
terhadap aset organisasi.
|
Manfaat SIA
Sebuah SIA menambah nilai dengan
cara:
· Menyediakan informasi yang akurat
dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain
secara efektif dan efisien.
· Meningkatkan kualitas dan mengurangi
biaya produk dan jasa yang dihasilkan
· Meningkatkan efisiensi
· Meningkatkan kemampuan dalam
pengambilan keputusan
· Meningkatkan sharing knowledge
· Menambah efisiensi kerja pada bagian
keuangan
2.2. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen mengalami
perkembangan. Perkembangan tersebut terjadi pada prosedurnya, dan pengolahan
komputer ; sehingga hal ini dapat meningkatkan kemampuan organisasi.
Perkembangan prosefural yaitu
semakin meningkatnya pengunaan konsep-konsep manajemen dalam SIM; seperti :
teori manajemen , ilmu manajemen, dan perakunan manajerial. Tentu saja
pengunaan istilah-istilah tersebut lebih cenderung khas pengunaanya dalam SIM.
Penggunaan teori manajemen dalam SIM bertujuan untuk peningkatan perilaku
manusia, baik yang terlibat dalam pengambilan keputusan; sehingga kualitas
organisasi meningkat. Ilmu manajemen cenderung memakai kriteria ekonomis dan
teknis daripada kriteria perilaku; misalanya: sistematis dalam pemecahan
masalah, pemakaian prosedur matematis dan staristis dalam analisis
keputusannya.
Perakunan manajerial digunakan
dalam perhitungan keuangan secara keseluruhan; disamping perhitungan biaya dan
penganggaran. Pengolahan komputer berkembang sejajar dengan berkembangnya teknologi
komputer, baik dalam perangkat kerasnya atau lunaknya, sehingga benar-benar
mendukung ketepatan dan kecepatan informasi yang dibutuhkan.
Sistem informasi manajemen, seperti
pada bidang-bidang pekerjaan lainnya, terjadi usaha peningkatan profesional, yaitu
pada peningkatan mutu sumber daya manusia. Usaha tersebut dilaksanakan melalui
program akademis formal.
Pada prinsipnya program akademis
formal dibagi dalam dua bagian sesuai dengan kebutuhan sistem informasi itu
sendiri,yaitu bidang analisis sistem keorganisasian dan bidang perancangan
sistem. Analisis sistem keorganisasian adalah berhubungan dengan struktur
organisasi dan perilaku manusia yang terlibat dalam SIM.
Perancang sistem berhubungan dengan
sistem teknologi komputer, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya.
Serta prosedur pelaksanaannya sehingga benar-benar dapat menunkang lancarnya
SIM. Tentu saja kedua bidang pendidikan itu dilaksanakan dengan materi
kurikulum yang berbeda, karena tujuannya berbeda.
Disamping maju pesatnya proses SIM,
terdapat pula hambatan-hambatan yang mengganggu,yaitu masih terdapatnya
beberapa kontroversi. Beberapa hal yang sifatnya kontroversial itu adalah
sistem total dengan gabungan subsistem, sumber informasi terpusat dengan
pengolahan terpencar, sebuah terminal di setiap kantor eksekutif dengan
terminal-terminal yang dioperasikan oleh staf; kesiapn fungsi manajerial untuk
menerima teknologi sistem informasi. Selain itu sistem total dianggap terlalu
sulit untuk dilaksanakan,maka masih banyak yang menggunakan gabungan
subsistem-subsitem.
2.3.Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem pendukung keputusan
(Decision Support System (DSS)) adalah bagian dari sistem informasi berbasis
komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Sistem informasi sangat penting untuk mendukung pengambilan
keputusan. Dimana tujuan sistem informasi untuk mendukung sebuah aplikasi DSS
yang telah dikembangkan pada tahun 1970. keefektifan dalam mengembangkan DSS
diperlukan suatu pemahaman tentang bagaimana sistem informasi ini dapat
digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sehingga DSS ini dapat membantu
seorang manajer dalam meningkatkan kinerja dalam mengambil suatu keputusan.
Hal yang perlllu ditekankan disini
adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manaje, tetapi
untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan
implementasi teori-teori pengambilankeputusan yang telah diperkenalkan oleh
ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya bedanya
adalah jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang harus dilakukan
perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum dan
maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemempuannya
untuk menyelasaikan persoalan yang sama dengan waktu yang relatif singkat.
Dalam kedua bidang ilmu diatas dikenal istilah decision modeling, decision
theory, dan decision analysis yang pada hakekatnya adalah mempresentasikan
permasalahan dan manajemen yang dihadapi setiap hari kedalam bentuk kuantitatif
(misalnya dalam model matematika). Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam
bidang ini adalah linear programing, game’s theory, transportation problem,
inventory system , decision tree, dll.
DSS dapat juga dikatakan sebagai
sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan
dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Tahapan Sistem Pendukung Keputusan:
Ø Definisi masalah
Ø Pengumpulan data/ elemen informasi
yang relevan
Ø Pengolahan data menjadi informasi
baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan
Ø Menetukan alternatif-alternatif
solusi (bisa dalam persentase)
Tujuan dari Sistem Pendukung
Keputusan:
Ø Membantu menyelasaikan masalah
semi-terstruktur
Ø Mendukung manajer dalam mengambil
keputusan
Ø Meningkatkan efektivitas bukan
efisiensi pengambilan keputusan.
Keuntungan Sistem Pendukung
Keputusan:
Ø Poses pemodelan menjadi pemahaman
belajar
Ø Kecepatan simulasi memberikan
kemampuan bagi kita untuk mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu yang
singkat.
Ø Model memberikan daya peramalan
Ø Model membutuhkan biaya yang lebih
murah daripada metode trial-and-error
Ø Dapat meneyelesaikan problem yang
komplek
Ø Sistem dapat berinteraksi dengan
pemakainya
Kerugian Sistem Pendukung Keputusan:
Ø Suitnya pemodelan system bisnis dan
akan menghasilkan model yang tidak dapat menangkap semua pengaruh pada entity.
Ø Dibutuhkan keterampilan matematik
ayng tinggi untuk mengembangkan model yang lebih komplek secara pribadi
Dalam pemprosannya SPK dapat
menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert
systems, fuzzy logic,dll.
2.4. Otomatisasi Perkantoran dan Aplikasi Otomatisasi Kantor
Definisi Otomatisasi Perkantoran
Otomatisasi adalah penggunaan mesin
untuk menjalankan tugas fifik yang biasa dilakukan oleh manusia. Otomatisasi
kantor (office automation (OA)) adalah semua sistem elektronik formal dan
informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi informasi kepada dan dari
orang yang berada didalam maupun diluar perusahaan.
Pengguna Otomatisasi Perkantoran
Otomatisasi kantor (OA)
digunakan oleh semua orang yang bekerja didalam kantor. Pada dasarnya ada empat
kategori pemakai OA, yaitu:
1.
Manajer
2.
Profesional
3. Sekretaris
4. Clerical Employee (klerk)
Istilah “knowledge Worker” diterapkan pada Manajer dan
Profesional, yaitu orang yang memberikan sumbangan pengetahuannya terhadap
aktivitas perusahaan.
Tujuan Otomatisasi Perkantoran
Otomatisasi kantor bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas. Bila diterapkan sebagai alat pemecah masalah,
otomatisasi kantor dapat memberikan kemampuan antara manajer untuk saling
melakukan komunikasi dengan lebih baik selagi mereka memecahkan masalah.
peningkatan komunikasi dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik dan lebih
cepat.
Jenis-jenis aplikasi Otomatisasi Perkantoran
Ada sebelas macam aplikasi otomatisasi kantor yang telah
diketahui, yaitu:
1. Word Processing
2. Elektronik Mail
3. Voice Mail
4. Electronic Calendaring
5. Audio Conference
6. Video Conferencing
7. Computer Conferencing
8. Facsimile Conferencing
9. Videotext
10. Image Storage and Retrieval
11. Desktop Publishing
|
● Word Processing
Word Processing adalah penggunaan
suatu peralatan electronic yang secara otomatis melakukan beberapa tugas yang
diperlukan untuk membuat dokumen ketik atau cetak. Word processing memberikan
kemampuan kepada manajer untuk membuat komunikasi tertulis yang lebih efektif
untuk diberikan kepada anggota lain.
● Electronic Mail
Electronic mail yang dikenal dengan
e-mail adalah penggunaan jaringan komputer yang memungkinkan pemakai untuk
mengirim, menyimpan, dan menerima pesan dengan menggunkan terminal komputer dan
peralatan penyimpanan.
● Voice Mail
Voice Mail persis sama dengan
Electronic Mail, perbedaannya bahwa anda mengirimkan pesan dengan mengucapkan
pesan tersebut melalui telepon dan bukan mengetiknya. Dan anda menggunakan
telepon untuk memanggil pesan yang telah dikirimkan kepada anda.
● Electronic Calendaring
Electronic Calendaring adalah
penggunaan jaringan komputer untuk menyimpan dan memanggil acara yang telah
ditetapkan oleh manajer. Electronic calendaring bersifat khusus diantara
aplikasi otomatisasi kantor, karena ia hanya menyusun terjadinya komunikasi
bukan mengkomunikasikan informasi.● Audio Conferencing
Audio Conferencing adalah penggunaan
peralatan komunikasi suara untuk membuat hubungan audio diantara orang-orang
yang tersebar secara geografis untuk tujuan melakukan konferensi. Audio
Conferencing adalah aplikasi OA pertama yang tidak memrlukan penggunaan
fasilitas komunikasi audio dua arah.
● Video Conferencing
Video Conferencing melengkapi
signal audio dan signal video. Peralatan yang digunakan untuk mengirim dan
menerima signal audio dan video. Orang yang berada dalam suatu lokasi dapat
mendengar suara orang yang berada di lokasi lain selagi konferensi dilakukan.
Tiga konfigurasi video conferencing (tergantung pada peralatan yang digunakan),
yaitu:
1. Video satu arah dan audio satu arah
2. Video satu arah dan audio dua arah
3. Video dan audio dua arah
● Computer Conferencing
Computer Conferencing adalah
penggunaan jaringan komputer, sehingga memberikan kemampuan seorang untuk
melakukan pertukaran informasi selama proses terjadinya konferensi. Aplikasi
ini hampir sama dengan electronic mail, karena kedua aplikasi ini menggunakan
hardware dan software yang sama. Istilah ‘telecoferencing ‘ digunakan untuk
menjelaskan ketiga bentuk alat elektronik untuk konferensi. Telecoferencing
juga digunakan dalam seluruh proses pemecahan masalah yang gunanya untuk
menukar informasi diantara pemecah masalah (orang-orang yang memecahkan
masalah) yang berada di kota yang berlainan.
● Facsimile Transmission
Facsimile transmission yang biasanya
disebut Fax, adalah penggunaan peralatan khusus yang dapat membaca tampilan
dokumen pada ujung channel komunikasi dan membuat salinan atau copy diujung
yang lain. Fax sangat mudah diimplementasikan dan dioperasikan. Jalur telepon
suara dapat berfungsi sebagai channelnya dan pengoperasian peralatannya tidak
lebih sulit dari pada mengoperasikan mesin foto copy.
● Videotext
Videotext adalah penggunaan komputer
untuk tujuan memberikan tampilan materi tkstual pada layar CRT. Materi tekstual
dapat berbentuk naratif atau tabulasi, dan ia disimpan dalam penyimpanan
sekunder pada komputer.
● Image Storage and Retrieval
Beberapa perusahaan mempunyai
volume dokmen besar, sehingga mereka harus menyimpannya dalam file agar
informasi dapt dipanggil atau didapatkan kembali jika diperlukan. Untuk
mengatasi masalah mengenai penyimpanan dan pemanggilan tampilan maka digunakan
microform, yang berupa microfilm dan microfiche. Microform akan mengurangi
kebutuhan ruang uang diperlukan oleh dokumen kertas sampai sekitar 97%. Image
Storage and Retrieval digunakan dalam pemecahan masalah ketika ia diperlukan
untuk melihat kembali dokumen historis untuk tujuan pemahaman masalah.
● Desktop Publishing
Dekstop Publishing atau DTP adalah
pembuatan output tercetak yang kualitasnya hampir sama dengan yang dihasilkan
oleh type setter. Sistem DTP terdiri atas mikrokomputer dengan layar CRT yang
beresolusi tinggi, printer laser, software desktop publishing. Penggunaan DTP
sebagai alat pemecahan masalah meliputi aplikasi administrasi dan teknis.
Penampilan dokumen iklan yang profesional dan menarik akan memberikan
komunikasi yang efektif.
2.5.
Sistem Pakar
Sistem
pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik.
Jenis program ini pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan
buatan
pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama
1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan
suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna
suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis
dari masalah tersebut. Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga mamupu
merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan
koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu
simpulan.
Sistem
pakar merupakan suatu sistem informasi yang menangkap dan menggunakan
pengetahuan serta metode pengambilan keputusan yang digunakan oleh seorang atau
beberapa orang ahli dalam bidang keahlian tertentu. Sistem pakar berlaku
seperti seorang pakar pada bidangnya berisi fakta-fakta dan heuristik untuk
memecahkan masalah tertentu. Sistem pakar didasarkan pada sistem pengetahuan,
sehingga memungkinkan komputer dapat berfikir dan mengambil keputusan atau
kesimpulan dari sekumpulan kaidah.
Sistem pakar mempunyai
keuntungan dibandingkan dengan seorang pakar yaitu kepakarannya dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa kehadiran sang pakar, mencakup keseluruhan
dari kepakaran tersebut dan sistematis, memungkinkan untuk menangani masalah
yang kompleks dengan lebih cepat, kepakarannya tetap dapat dimanfaatkan walau
pakarnya telah tidak dapat bekerja, membantu kejelasan dan pemahaman secara
efektif untuk suatu bidang kepakaran dan memungkinkan untuk membuat pengetahuan
terpadu atas bidang-bidang tertentu yang relevan.
Struktur sistem pakar terdiri dari :
Ciri-ciri sistem pakar
1. Terbatas pada bidang keahlian yang
spesifik
2. Dapat mengemukakan rangkaian
alasan-alasan yang diberikan dengan cara yang dapat dipahami
3. Dapat memberikan penalaran untuk
data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti
4. Berdasarkan rule atau kaidah
tertentu
5. dirancang untuk dikembangkan secara
bertahap
6. Keluaran bersifat anjuran atau
nasihat
7. keluaran tergantung dari dialog
dengan user.
|
BAB III
APLIKASI SISTEM INFORMASI
3.1.
Sistem Informasi Eksekutif
3.1.1.
Sistem Informasi Pemasaran
Berdasarkan makna dari tiap-tiap
kata adalah sebagai berikut:
· Sistem : Gabungan dari beberapa
unsur atau elemen yang saling terkait satu sama lain dan memiliki tujuan yang
sama.
· Informasi : Merupakan hal-hal yang
berguna untuk dijadikan dasar untuk melakukan segala aktivitas.
· Pemasaran : Aktivitas untuk
memasarkan produk (barang dan jasa).
Sehingga dapat disimpulkan system
informasi pemasaran adalah system yang mengatur tentang bagaimana mengolah
informasi-informasi pemasaran yang berguna untuk mendapatkan suatu keputusan
penting tentang bagaimana cara untuk memasarkan suatu produk.
Jika dilihat dari tiap-tiap perusahaan menerapkan Sistem Informasi Pemasaran mereka dapat dilihat bahwa sebenarnya yang menjadi obyek dari Sistem Informasi Pemasaran adalah informasi-informasi yang berhubungan dengan pemasaran contohnya: informasi mengenai produk sendiri (product Knowledge), informasi mengenai produk pesaing (Customer Knowledge), informasi mengenai pasar yang akan dimasuki, dan lain-lainnya. Umumnya didapat perusahaan dengan menggunakan riset pemasaran. Sistem informasi pemasaran memiliki atribut-atribut yang berperan dalam menetapkan informasi-informasi pemasaran yang dibutuhkan. Adapun atribut-atribut dari system informasi pemasaran sebagai berikut: segmentasi, target pemasaran, posisioning produk, diferensiasi produk, bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi), penjualan, merek, servis dan proses. Semua elemen yang disebutkan di atas dalam istilah pemasaran sering disebut Sembilan Elemen Pemasaran.
|
Sedangkan pelaksanaan dari system
informasi pemasaran adalah pengolahan-pengolahan informasi-informasi pemasaran
yang telah dipilih berdasarkan atribut-atribut yang ditetapkan sebagai
indicator dari system informasi pemasaran dengan menggunakan software-software
untuk mendapatkan alternate-alternatif strategi pemasaran yang akan dilakukan.
Alternati-alternatif strategi pemasaran tersebut kemudian digabungkan dengan
keputusan dari pihak manajemen untuk mendapatkan rencana strategis pemasaran
suatu perusahaan.
Hal-hal yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan dengan model sebagai berikut:
Hal-hal yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan dengan model sebagai berikut:
Ket:
Informasi (input): Berisikan informasi-informasi pemasaran yang telah didapat berdasarkan atribut-atribut yang telah ditetapkan. Sistem Informasi Pemasaran (proses): Pengolahan informasi-informasi pemasaran yang telah didapat dengan menggunakan software-software pengolahan data seperti SPSS, Gretl (Gnu Regression, Econometrics and Time-series Library) dan lain-lainya ditambah dengan keputusan dari pihak manajemen.
Rencana Strategis Pemasaran (output): merupakan hasil akhir yang akan dilaksanakan perusahaan tentang bagaimana memasarkan produk mereka. Studi Kasus:
Produk mobil Toyota Kijang untuk memasarkan produknya dan menetapkan visi dan misi dari perusahaannya untuk menjadikan produk mereka sebagai “The Real Family Car” harus melakukan riset pemasaran untuk mendapatkan informasi-informasi pemasaran yang mereka butuhkan berdasarkan indikator (atribut-atribut) yang telah ditetapkan. Informasi-informasi tersebut kemudian diolah dengan teknik pengolahan yang tepat dan terpercaya dengan menggunakan software-software sehingga menghasilkan alternative-alternatif strategi pemasaran dan digabungkan dengan keputusan pihak manajemen melahirkan konsep pemasaran strategis untuk memposisikan produk mereka sebagai mobil idaman keluarga Indonesia yakni sebagai berikut “muat banyak(mulai dari papa,mama, kakek,nenek, aa, teteh, cucu,cicit, semua terangkut) bisa untuk papa ke kantor, anak-anak ke sekolah, mama belanja dan semua anggota keluarga bertamasya”.
Informasi (input): Berisikan informasi-informasi pemasaran yang telah didapat berdasarkan atribut-atribut yang telah ditetapkan. Sistem Informasi Pemasaran (proses): Pengolahan informasi-informasi pemasaran yang telah didapat dengan menggunakan software-software pengolahan data seperti SPSS, Gretl (Gnu Regression, Econometrics and Time-series Library) dan lain-lainya ditambah dengan keputusan dari pihak manajemen.
Rencana Strategis Pemasaran (output): merupakan hasil akhir yang akan dilaksanakan perusahaan tentang bagaimana memasarkan produk mereka. Studi Kasus:
Produk mobil Toyota Kijang untuk memasarkan produknya dan menetapkan visi dan misi dari perusahaannya untuk menjadikan produk mereka sebagai “The Real Family Car” harus melakukan riset pemasaran untuk mendapatkan informasi-informasi pemasaran yang mereka butuhkan berdasarkan indikator (atribut-atribut) yang telah ditetapkan. Informasi-informasi tersebut kemudian diolah dengan teknik pengolahan yang tepat dan terpercaya dengan menggunakan software-software sehingga menghasilkan alternative-alternatif strategi pemasaran dan digabungkan dengan keputusan pihak manajemen melahirkan konsep pemasaran strategis untuk memposisikan produk mereka sebagai mobil idaman keluarga Indonesia yakni sebagai berikut “muat banyak(mulai dari papa,mama, kakek,nenek, aa, teteh, cucu,cicit, semua terangkut) bisa untuk papa ke kantor, anak-anak ke sekolah, mama belanja dan semua anggota keluarga bertamasya”.
Marketing information system- MKIS
mencakup subsistem-subsistem input yang Mengumpulkan data bagi database. Dua
dari sistem ini menyediakan informasi mengenai elemen-elemen lingkungan yang
terlibat dalam strategi kualitas. Subsistem penelitian pemasaran (Marketing
Research Subsystem) Subsistem ini mengumpulkan informasi mengenai keinginan dan
kebutuhan pelanggan melalui teknik-teknik seperti wawancara langsung, survei
melalui telepon, dan observasi. Dengan melaksanakan penelitian pemasaran,
perusahaan mengidentifikasi produk dan jasa yang dibutuhkan dan tingkat
kualitasnya. Subsistem inteligen pemasaran (Marketing intellegence subsystem)
Subsistem ini mengumpulkan informasi mengenai para pesaing perusahaan. Sebagian besar informasi ini dapat diperoleh dengan berlangganan database komersial.
MKIS adalah komponen kunci dari manajemen kualitas. MKIS memungkinkan perusahaan bukan hanya menentukan produk dan jasa yang ditawarkan, tetapi juga menetapkan kualitas pada tingkat yang tepat.
Subsistem ini mengumpulkan informasi mengenai para pesaing perusahaan. Sebagian besar informasi ini dapat diperoleh dengan berlangganan database komersial.
MKIS adalah komponen kunci dari manajemen kualitas. MKIS memungkinkan perusahaan bukan hanya menentukan produk dan jasa yang ditawarkan, tetapi juga menetapkan kualitas pada tingkat yang tepat.
Sistem Informasi Manufaktur (SIMa)
termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) secara
keseluruhan. SIM lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam
sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang
jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
Gambar 1. Bagan Arus Data
menjadi Informasi untuk SIM
3.1.2.1. Input
Data Internal perusahaan merupakan
data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material,
mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti
transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan
lain-lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan
data yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung
proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Contoh data eksternal
adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.Data-data
ini biasanya berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari
awal hingga akhir proses.
Data awal ini dapat diperoleh sejak
awal perusahaan berdiri maupun pada saat proses produksi berlangsung, kemudian
data-data yang diperlukan didokumentasikan ke dalam sebuah database.
Namun, apakah kita bisa mendefinisikan data apa saja yang perlu kita catat ke
dalam sebuah database?
Oleh karena abstrak dan banyaknya
data yang harus didokumentasi, maka kita harus bisa mendefinisikan tujuan akhir
dari informasi yang hendak kita buat. Pihak manajemen puncak (eksekutif) harus
memberikan pedoman kepada pihak manajemen informasi untuk membuat sebuah sistem
informasi yang dikehendaki. Setelah itu, pihak manajemen informasi dapat
memutuskan untuk mengumpulkan data yang seperti apa untuk dapat menghasilkan
informasi seperti yang diharapkan oleh pihak eksekutif.
3.1.2.2. Proses
Proses pengolahan data menjadi
informasi selalu diidentikkan dengan Database Management System (DBMS).
DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana data yang ada harus dijamin
akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi pemakai.
Kegiatan yang terjadi di dalam
manajemen data adalah :
1. Pengumpulan
(pendokumentasian) data
2. Pengujian data, agar tidak
terjadi inkonsistensi data
3. Pemeliharaan data, untuk menjamin
akurasi dan kemutakhiran data.
4. Keamanan data, untuk menghindari
kerusakan serta penyalahgunaan data.
5. Pengambilan data, bisa dalam
bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
Seperti halnya data input,
pengolahan data menjadi informasi memerlukan proses khusus dengan menggunakan
metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan industri yang bersangkutan.
Apabila kita belum mengetahui keinginan informasi dari pihak eksekutif,
pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif dan
inefisiensi.
3.1.2.3 Output
Informasi yang dihasilkan dari hasil
pengolahan data perlu diklasifikasikan berdasarkan beberapa subsistem. Dalam
hal ini, penulis mengklasifikasikan output data menjadi 3 bagian yaitu
persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak meninggalkan
unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
3.1.2.3.1 Persediaan
Subsistem persediaan memiliki
definisi setiap produk yang ada dalam perusahaan baik yang disimpan ataupun
akan dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding,
safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari
input.
Subsistem persediaan biasanya
memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory).
Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan perusahaan, namun kedua
proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam subsistem persediaan.
Dalam proses pembelian, pihak
manajemen informasi perlu mendokumentasi proses pemilihan pemasok hingga
kedatangan material dari pemasok untuk kemudian diproses di dalam lantai
produksi.
|
Proses pembelian perlu
diperhitungkan dengan mempertimbangkan korelasi antara pembelian dan
penyimpanan. Apabila jumlah penyimpanan kecil, maka frekuensi pembelian diperkirakan
semakin banyak (dengan kuantitas produk yang sedikit) dan biaya semakin besar,.
Namun apabila jumlah penyimpanan besar, maka frekuensi pembelian sedikit
(dengan kuantitas produk yang banyak) dan biaya dapat ditekan, tapi biaya
penyimpanan juga bertambah. Perbandingan terbalik antara penyimpanan dan
pembelian ini perlu dihitung untuk mencari titik optimal untuk pembelian dan
titik optimal untuk penyimpanan agar tidak terjadi pembengkakan cost.
Proses penyimpanan juga memiliki peran dalam subsistem persediaan. Penyimpanan
yang terlalu banyak (berlebihan) dapat mengakibatkan biaya (perawatan,
kerusakan, dll), sehingga kuantitas penyimpanan perlu diperkirakan sesuai
dengan kapasitas gudang.
3.1.2.3.2 Produksi
Subsistem produksi perlu didokumentasikan
dan perlu dijadikan sebuah informasi untuk mendukung para eksekutif dalam
menentukan keputusannya. Definisi dari subsistem produksi adalah segala hal
yang bersangkut paut dengan proses yang terjadi di setiap stasiun kerja ataupun
departemen. Informasi yang perlu untuk user adalah penjadualan produksi
(scheduling) dan transaksi (transaction) antar stasiun kerja.
Penjadualan produksi perlu
memperhitungkan data demand dan kapasitas produksi. Data ini biasanya
diambil dari pihak marketing yang mengetahui peramalan pasar mendatang,
sehingga produk tidak terlalu banyak ataupun terlalu disedikit diproduksi.
Selain berhubungan dengan pihak marketing,
penjadualan produksi berhubungan dengan pihak Human Resource dalam hal
jumlah karyawan yang bekerja, kualifikasi karyawan, shift kerja ,dll. Meski
jumlah karyawan sedikit, apabila kualifikasi baik, maka hasil produksi pun
berkualitas. Oleh karena itu, performance pekerja menentukan penjadualan
produksi.
Bill of Material (BOM)
berhubungan sekali dengan penjadualan produksi. Hubungan erat antara
penjadualan dan persediaan dapat direlasikan melalui BOM. Tingkat persediaan
akan mempengaruhi jadual produksi, sehingga BOM setiap produk perlu dirinci
agar tidak terjadi keterlambatan produksi. Keterlambatan komponen setiap produk
dapat dilihat dari hasil pengolahan data, sehingga setiap kesalahan dapat
diperbaiki untuk periode penjadualan berikutnya.
Keterkaitan antar stasiun kerja
perlu didukung oleh sistem yang baik. Just In Time (JIT) yang
dipublikasikan oleh Jepang, menjadi sistem yang cukup terkenal di perusahaan
besar karena adanya proses informasi yang akan mengurangi keterlambatan
pengiriman produk ke stasiun kerja berikutnya (sistem kanban).
Dalam SIMa pun perlu
didokumentasikan setiap proses transaksi (arus ambil, terima, retur antar
stasiun kerja) yang terjadi untuk menjaga kemungkinan terjadi kesalahan
pengiriman, kerusakan pada waktu pengiriman, dll. Proses transaksi pun perlu
mengatur sistem dokumentasi penyimpanan WIP dan barang jadi yang akan diproses
lebih lanjut agar produk tersebut terhindar dari kerusakan maupun hal-hal yang
tidak diinginkan.
3.1.2.3.3 Kualitas
Subsistem kualitas memiliki definisi
yang sangat kompleks. Semua hal berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya,
performa kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak hal lain yang bukan
definisi mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses
perawatan.
Proses yang perlu didokumentasi
dalam subsistem ini adalah kontrol proses (Process Control), Perawatan (Maintenance),
dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Masih
banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secarakeseluruhan, tiga proses
ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan.
Proses perawatan termasuk
dalam bagian kualitas karena gangguan proses yang terbesar di lantai produksi
adalah karena masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini berhubungan dengan
umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya perawatan yang dilakukan.
Informasi mengenai proses perawatan akan sangat mendukung penjadualan produksi,
sehingga tidak terlalu banyak preemption (penghentian proses) dalam
setiap stasiun kerja.
Proses produksi yang terjadi di
setiap stasiun kerja perlu didokumentasi agar nantinya dapat menjadi informasi,
stasiun kerja mana yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk saat ini.
Penentuan ini dapat dilakukan dengan pencatatan produk cacat yang terjadi di
setiap stasiun kerja.
Kualitas sebuah produk sangat
ditentukan oleh keinginan konsumen. Konsumen memiliki standar kepuasan yang
diterjemahkan ke dalam spesifikasi, dan spesifikasi tersebut menjadi tolok ukur
kualitas sebuah produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang dihasilkan dapat
menjadi tolok ukur kualitas proses produksi yang sedang berjalan saat ini.
Informasi mengenai spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi
pemikiran strategis untuk kebijakan perusahaan di masa mendatang.
3.1.2.3.4 Biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua
subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai
keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem
informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
Bagan sistem informasi manufaktur
diatas menggambarkan bahwa biaya merupakan komponen yang melingkupi keseluruhan
output informasi tersebut, dan biaya juga termasuk dalam setiap komponen
subsistem tersebut. Maksudnya, dalam menghasilkan informasi untuk setiap
subsistem memerlukan biaya yang besar dan sekaligus ada biaya yang dapat
direduksi dari hasil informasi yang didapatkan dari sistem yang ada.
3.1.3. Sistem Informasi Keuangan
Sistem informasi keuangan
merupakan sub sistem dalam sistem informasi manajemen yang dirancang untuk
menyediakan informasi mengenai arus uang bagi para pemakai diseluruh
perusahaan, terutama para manajer. Model dasar sistem informasi keuangan dapat
dilihat pada gambar 9. Sistem informasi keuangan terdiri dari sub sistem input
keuangan dan sub sistem output keuangan.
1). Sub sistem input, terdiri dari :
· Sistem informasi akuntansi, yakni
sistem informasi yang menyediakan data input aplikasi keuangan perusahaan.
· Sistem informasi audit internal,
yakni sistem yang membantu sistem informasi akuntansi dalam menyediakan data
dan informasi internal dengan penelitian khusus yang dilakukan oleh auditor
internal.
· Sub sistem intelijen keuangan ,
yakni sistem yang mengumpulkan data dan informasi dari aspek-aspek lingkungan
yang mempengaruhi arus uang, pemegang saham dan pemilik perusahaan, serta
pemerintah.
2). Subsistem output, terdiri dari :
· Subsistem peramalan, yakni sistem
yang melakukan peramalan jangka panjang, lima sampai sepuluh tahun kedepan
untuk menyediakan dasar bagi perencanaan strategis.
· Subsistem manajemen dana, sistem ini
berkaitan dengan arus uang yang melalui perusahaan. Dalam sistem ini manajer
dapat memantau kelebihan dan kekurangan kas perusahaan, sehingga manajer dapat
dengan cepat menyusun rencana tentang cara menanganinya.
· Subsistem pengendalian, sistem ini
menyediakan informasi anggaran operasional tahunan dan kemudian menyediakan
informasi umpan balik kepada para manajer sehingga mereka dapat memantau beaya
aktual yang dibandingkan dengan anggaran.
3.1.4. Proses Pengontrolan Informasi
Kebutuhan akan sistem untuk
pengontrolan jarak jauh semakin meningkat sejalan dengan era globalisasi dimana
perpindahan dan pergerakan manusia semakin luas dan cepat. Pengontrolan melalui
jalur telepon merupakan hal yang lumrah, tetapi sistem ini kerap digunakan
untuk sitem fix-point. Selain itu juga adanya kendala biaya terhadap jarak,
jarak semakin jauh maka biaya pulsa yang dikeluarkan semakin besar. Teknologi
Internet merupakan solusi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi fix-point to
point dan biaya, serta menjadi model fleksibel multi point to multi point. Ini
bisa dilakukan dengan menggunakan web server sebagai media yang menerima
perintah melalui PHP3. Sebagai uji coba akan dilakukan pengontrolan gerakan
pada MotorDC unit dengan menggunakan sebuah komputer kontrol dan dikelola oleh
sebuah server.
3.1.4.1. Latar Belakang dan Hipotesa
Pengontrolan jarak jauh. Selama ini
masyarakat dapat mengontrol sesuatu dari jarak jauh dengan menggunakan remote
control. Akan tetapi pengontrolan tersebut terhambat oleh jarak, apabila jarak
antara alat yang dikontrol dengan pengontrol itu melewati batas toleransinya,
maka peralatan tersebut tidak dapat berfungsi sesuai dengan yang diinginkan.
Kita mengenal adanya internet yang merupakan jaringan luas yang dapat diakses
oleh siapa saja dan dimana saja yang dapat dipakai untuk berbagai keperluan.
Berbagai macam teknologi Internet dapat dipergunakan, salah satunya World Wide
Web ( WEB ) yang menyediakan berbagai macam informasi dalam bentuk teks, gambar
dan suara. Seiring dengan cepatnya perkembangan teknologi, WEB juga ikut
berkembang, sehingga tidak hanya sebagai tempat untuk mengambil informasi akan
tetapi ia juga dapat mengolah informasi. Perangkat lunak yang dapat
dipergunakan adalah sebuah server-side scripting language yang kita kenal
sebagai CGI ( Common Gateway Interface ) yang antara lain adalah : Perl, JAVA,
PHP dan lainnya.
3.1.4.2. Teori yang Melatar Belakangi
1. TCP/IP
Dalam arti yang sederhana
TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) adalah nama keluarga
protokol jaringan. Protokol adalah sekelompok aturan yang harus diikuti oleh
perusahaan-perusahaan dan produk-produk software agar dapat saling
berkomunikasai antara satu dengan yang lainnya. Pada awalnya internet memang
sudah dibuat dengan menggunakan TCP/IP yang memungkinkan sistem apapun yang
terhubung ke dalamnya bisa berkonumikasi dengan sistem lain tanpa memperdulikan
bagaimana masing-masing sistem bekerja. Istilah TCP/IP mengacu kepada seluruh
keluarga protokol yang dirancang untuk mentransfer informasi sepanjang
jaringan. Dan dirancang untuk menjadi komponen perangkat lunak dari suatu
jaringan. TCP/IP merupakan dua protokol yang berbeda, dimana TCP bertanggung
jawab memecah informasi ke dalam beberapa paket, sedangkan IP bertanggung jawab
untuk mentransfer paket-paket tersebut sesuai tujuannya. Kemudian TCP yang ada
pada tujuan akan menyatukan kembali paket-paket tersebut menjadi untai yang
sebenarnya.
2. World Wide Web
Pada awalnya internet adalah sebuah
proyek yang dimaksudkan untuk menghubungkan para ilmuwan dan peneliti di
Amerika, namun saat ini telah tumbuh menjadi media komunikasi global yang
dipakai semua orang dimuka bumi. Pertumbuhan ini membawa beberapa masalah
penting mendasar, di antaranya kenyataan bahwa internet tidak diciptakan pada
jaman graphical user interface ( GUI ) seperti saat ini. Internet dimulai pada
masa di mana orang masih menggunakan alat-alat akses yang tidak user-friendly
yaitu terminal dengan berbasis teks serta perintah-perintah command line yang
panjang-panjang serta susah diingat, sangat berbeda dengan apa yang ada pada
saat ini yang hanya mengklikkan tombol mouse pada layar grafik berwarna. Popularitas
Internet mulai berkembang pesat setelah standar baru diperkenalkan kepada
masyarakat yaitu HTTP ( Hypertext Transfer Protocol ) dan HTML ( Hypertext
Markup Language ) sehingga pengaksesan internet melalui protocol TCP/IP menjadi
lebih mudah dari sebelumnya. Dengan standar baru tesebut maka informasi di
internet dapat disajikan secara visual dan lebih menarik. Pemunculan HTTP dan
HTML membuat orang mengenal istilah baru dalam dunia internet yang sangat
popular yang diidentikkan dengan internet itu sendiri yaitu World Wide Web (
WWW ) atau WEB.
3.HyperText Transfer Protokol
HTTP merupakan terobosan baru
yang berkembang sehingga memungkinkan pengguna internet hanya tinggal
mengklikkan tombol mousenya pada link-link hypertext yang ada untuk lompat ke
dokumen lain di berbagai lokasi di internet. Link-link tersebut dapat mengacu
kepada dukumen web, server FTP ( File Transfer Protokol ), e-mail, dan
lain-lain. HTTP dibuat khusus agar server dan browser web dapat berkomunikasi
satu sama lain dan untuk menangani permintaan-permintaan dari browser untuk
mengakses server. HTTP bisa dianggap sebagai system bermodel client-server,
dimana browser sebagai client yang meminta informasi kepada server web
sedangkan server web akan memenuhi permintaaan client tersebut. Semua dokumen
dikirim sebagai teks biasa Sewaktu browser mengirimkan permintaan kepada server
web, ia akan mengirimkan sedikit informasi mengenai dirinya dan apa yang bisa
dibaca olehnya. Informasi ini akan digunakan oleh server web untuk menentukan apakah
dokumen yang diminta bisa dikirimkan ke browser atau tidak. HTTP bekerja di
atas TCP yang menjamin sampainya data ke tempat tujuan dalam urutan yang benar.
Bila terdapat kesalahan pada proses pengiriman, pihak pengirim akan mendapatkan
pemberitahuan bahwa telah terjadi kesalahan. Karenanya server dan client tidak
harus menyediakan mekanisme untuk memeriksa kesalahan transmisi data, yang
berarti mempermudah pekerjaan pemrograman. Akan tetapi HTTP tidak memiliki apa
yang disebut session, seperti halnya FTP yang dapat menjaga hubungan antara
server dan client secara konsisten. HTTP dinamai protocol hit and run yang
artinya adalah "Setiap halaman web yang akan dikirim akan mengakibatkan
terjadinya proses penyambungan antara server dan client, baru kemudian data
ditransfer. Setelah pentransferan data selesai dilakukan maka hubungan antara
server dan client tersebut akan diputus".
4.
HyperText Markup Language
HTML belakangan dikenal
sebagai bahasa standar untuk membuat dokumen web dikarenakan oleh kesederhanaan
serta kemudahan penggunaannya. Perintah-perintah HTML dapat ditemukan pada file
dengan ekstensi *.html yang memakai tanda ( tag ) berupa karakter
"<" dan ">". Pembacaan file HTML dilakukan dari atas
ke bawah tanpa ada lompatan-lompatan dikarenakan HTML tidak mengenal adanya
jumping ataupun looping.
Standar HTML paling akhir pada saat ini adalah standar HTML 4.0, yang mendukung antasa lain CSS ( cascading style sheets ), dynamic content positioning ( penempatan isi secara dinamis), downloadable font ( jenis font yang dapat didownload langsung ) dan sebagainya. Belum tentu semua browser web mendukung fasilitas diatas, sehingga masih bisa dijumpai ketidak kompatibelitas pada browser dalam melakukan akses terhadap suatu server.
Standar HTML paling akhir pada saat ini adalah standar HTML 4.0, yang mendukung antasa lain CSS ( cascading style sheets ), dynamic content positioning ( penempatan isi secara dinamis), downloadable font ( jenis font yang dapat didownload langsung ) dan sebagainya. Belum tentu semua browser web mendukung fasilitas diatas, sehingga masih bisa dijumpai ketidak kompatibelitas pada browser dalam melakukan akses terhadap suatu server.
5. Browser Web
Browser web mempunyai tugas untuk
menterjemahkan informasi yang diterima dari server web dan menampilkan pada
layar komputer pengguna. Umumnya browser web menerima data dalam bentuk HTML
File HTML yang merupakan file teks biasa yang selain berisi informasi yang hendak
ditampilkan kepada user, juga memiliki perintah-perintah untuk mengatur
tampilan data-data tersebut. Browser kemudian menerjemahkan perintah-perintah
tersebut. Meskipun sudah dibuat konsesus untuk menstandarkan format dam elemen
HTML, setiap jenis browser bisa saja menerjemahkan file HTML yang sama secara
berbeda. Browser-browser web yang modern seperti sekarang ini dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas yang mendukung tampilan multimedia berupa audio, animasi 3
dimensi dan video. Perangkat lunak browser web yang populer sampai saat ini
adalah Netscape Navigator dan Microsoft Internet Explorer.
6. Server Web
Server web pada dasarnya adalah
perangkat lunak khusus yang bertugas melayani permintaan-permintaan dari
browser web akan dokumen-dokumen yang tersimpan didalam server web
tersebut.Beberapa perangkat lunak server web memiliki fasilitas seperti
server-side programming, security protocol dan lain sebagainya. Perangkat lunak
server web yagn ada sekarang tersedia untuk dapat dijalankan pada berbagai
platform dan lingkungan sistim operasi. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Apache ( UNIX ), Microsoft Internet Information Server ( Microsoft Windows ),
Netscape FastTrack dan banayak yang lainnya. Meskipun banyak macam server web
yang tersedia akan tetapi secara fungsional adalah sama yaitu untuk melayani
permintaan-permintaan dari browser web.
7. PHP
PHP ( Personal Home Page Tools
) diperkenalkan pertama kali oleh Rasmus Lerdorf ( 1994 ), yang pada awalnya
hanya dipergunakan pada situs pribadinya untuk mencatat siapa saja yang telah
mengakses daftar riwayat hidup onlinenya. Pada awal tahun 1995 versi pertama
PHP resmi dipergunakan oleh pihak lain. Didalam terkandung sebuah parser engine
( mesin pengurai ) yang sangat disederhanakan, yang hanya mampu mengolah macro
khusu dan beberapa utilitas yang sering dipakai dalam pembuatan home page,
seperti buku tamu, pencacah dan sebagainya.
Parser tersebut ditulis ulang
dipertengahan 1995 dan dinamai PHP/FI Version 2. FI ( Form Interpreter )
sendiri berasal dari kode lain yang juga ditulis oleh Rasmus, yang
menerjemahkan HTML dari data. Ia menggabungkan script PHP dengan form
interpreter dan menamhbahkan dukungan terhadap server database yang menggunakan
format mSQL, sehingga lahirlah PHP/FI. PHP/FI tumbuh dengan pesat dan
orang-orang mulai menyiapkan kode-kode programnya supaya bisa didukung oleh
PHP.
Pendekatan Sistem Dalam Memecahkan Masalah & Membuat Keputusan
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Makalah ini untuk memenuhi dalam bidang penilaian mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang berjudul “ Pendekatan Sistem Dalam Memecahkan Masalah & Membuat Keputusan “.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Maksud dan Tujuan
2. Ruang Lingkup
BAB II Pembahasan
A. Pendekatan Sistem
1. Struktur Masalah
2. Tahap Pemecahan Masalah
3. Pemecahan Masalah
4. Faktor Manusia Yang Mempengaruhi Pemecahan –
Masalah
BAB III Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah sering kali muncul dalam kehidupan manusia. Setiap permasalahan tidak akan berhenti sendiri tanpa disertai solusi untuk menyelesaikannya.masalah sering kali terjadi pada komunitas- komunitas baik komunitas kecil maupun komunitas besar.
Permasalahan yang kompleks sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang pada akhirnya secara tidak langsung menuntut seorang menejer untuk membuat sebuah keputusan. Pada saat ini suatu pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah telah diciptakan yang terdiri dari tiga jenis usaha :
-. Persiapan
-. Definisi
-. Solusi
Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang perusahaan sebagai suatu system dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasi subsistem - subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefenisikan masalah, manajer bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisis bagian-bagiansistem menurut suatu urutan tertentu.
Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternative, mengevaluaasinya, memilh yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagaimana mestinya.
1. Maksud dan tujuan
Penulisan makalah ini bermaksud membuka pemikiran para mahasiswa untuk lebih tanggap dalam menghadapi sebuah permasalahan dan mampu menyelesaikan permasalah tersebut, dan tentunya tulisan ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa ketika memasuki dunia kerja nantinya.
2. Ruang lingkup
Pada makalah ini penulis hanya membahas bagaimana seorang manajer perusahaan mengambil sebuah keputusan ketika terjadi sebuah permasalahan pada
perusahaan yang mereka pimpin. Oleh sebab itu, maka pada makalah ini berisikan
pendekatan system dalam pengambilan keputusan, struktur masalah, tahap pemecahan
masalah serta faktor manusia yang mempengaruhi pemecahan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN SISTEM
Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorang profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu:
1. Mengenali kontroversi
2. Menimbang klaim alternatif
3. Membentuk penilaian
Kerangka kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer dikenal sebagai pendekatan sistem . Serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternative
dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja.
1. STRUKTUR MASALAH
Masalah terstruktur terdiri dari elemen-elemen dan hubungan-hubungan antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah. Masalah tak terstruktur berisikan elemen-elemen atau hubungan-hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit permasalahan yang sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak terstruktur. Sebagaian besar masalah adalah masalah semi-terstruktur, yaitu manajer memiliki pemahaman yang kurang sempurna mengenai elemen-elemen dan hubungannya. Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian elemen-elemen atau hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah.
2. TAHAP PEMECAHAN MASALAH
Dalam memecahkan masalah kita berpegangan pada tiga jenis usaha yang harus dilakukan oleh manajer yaitu usaha persiapan, usaha definisi, dan usaha solusi / pemecahan.
-. Usaha persiapan, mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah dengan
menyediakan orientasi sistem.
-. Usaha definisi, mencakup mengidentifikasikan masalah untuk dipecahkan dan
kemudian memahaminya.
-. Usaha solusi, mencakup mengidentifikasikan berbagai solusi alternatif,
mengevaluasinya, memilih salah satu yang tampaknya terbaik, menerapkan solusi itu dan membuat tindak lanjutnya untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan. Sistem informasi berbasis komputer atau CBIS dapat digunakan sebagai system dukungan (support systems) saat menerapkan pendekatan sistem.
Ø Usaha persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya bersama-sama menghasilkan kerangka pikir yang diinginkan untuk mengenai masalah. Ketiga masalah itu terdiri dari:
a) Memandang perusahaan sebagai suatu sistem
b) Mengenal sistem lingkungan
c) Mengidentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan
Ø Usaha definisi
Usaha definisi mencakup pertama-tama menyadari bahwa suatu masalah ada atau akan ada (identifikasi masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya untuk mencari solusi (pemahaman masalah). Usaha definisi mencakup dua langkah yaitu:
a) Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
b) Menganalisis bagian-bagian sistem dalam sustu urutan tertentu
Ø Usaha pemecahan
Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai alternatif yang layak
(feasible), pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya.
3. PEMECAHAN MASALAH
Dengan kenyataan tersebut, kita mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlahwaktu yang dihabiskan, tetapi pada konsekuensinya keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan.
Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satu kunci pemecahan masalah adalah identifikasi berbagai alternative keputusan. Solusi bagi suatu masalah harus mendayagunakan system untuk memenuhi tujuannya, seperti tercermin pada standar kinerja system. Standar ini menggambarkan keadaan yang diharapkan, apa yang harus dicapai oleh system.
Selanjutnya manajer harus memiliki informasi yang terkini, informasi itu menggambarkan keadaan saat ini, apa yang sedang dicapai oleh system. Jika keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan sama, tidak terdapat masalah dan manajer tidak mengambil tindakan. Jika kedua keadaan itu berbeda, sejumlah masalah merupakan penyebabnya dan harus dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan menggambarkan criteria solusi (solution criterion), atau apa yang diperlukan untuk mengubah keadaan saat ini menjadi keadaan yang diharapkan. Setelah berbagai alternative, diidentifikasi system informasi dapat digunakan untuk mengevaluasi tiap alternative. Evaluasi ini harus mempertimbangkan berbagai kendala (constraints) yang mungkin, baik inter maupun ekstern/ lingkungan.
1. Kendala intern dapat berupa sumber daya yang terbatas, seperti kurangnya
bahan baku, modal kerja,SDM yang kurang memenuhi syarat, dan lain – lain.
2. Kendala lingkungan dapat berupa tekanan dari berbagai elemen lingkungan,
seperti pemerintah atau pesaing untuk bertindak menurut cara tertentu. Gejala
adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah. Sangat sering para manajer melihat gejala dari pada masalah. Gejala menarik perhatian manajer melalui lingkaran umpan balik. Namun gejala tidak mengungkapkan seluruhnya, bahwa suatu masalah adalah penyebab dari suatu persoalan, atau penyebab dari suatu peluang.
4. FAKTOR MANUSIA YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka
mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.
Ø Merasakan masalah
Manajer dapat dibagi dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan masalah (problem solving styles) mereka, yaitu bagaimana mereka menghadapi masalah.
•. Penghindar Masalah (problem avoider)
Manajer ini mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua baik-baik
saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan masalah dengan mengabaikan
informasi atau menghindarinya sepanjang perencanaan.
•. Pemecah Masalah (problem solver)
Manajer ini tidak mencari masalah juga tidak menghalanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.
•. Pencari Masalah (problem seeker)
Manajer ini menikmati pemecahan masalah dan mencarinya.
Ø Mengumpulkan informasi
Para manajer dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya mengumpulkan
informasi (information-gathering styles) atau sikap terhadap total volume informasi yang tersedia bagi mereka.
•. Gaya Teratur (preceptive style)
Manajer jenis ini mengikuti management by exception dan menyaring segala
sesuatu yang tidak berhubungan dengan area minatnya.
•. Gaya Menerima (receptive style)
Manajer jenis ini ingin melihat semuanya, kemudian menentukan apakah
informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam organisasi.
Ø Menggunakan informasi
Manajer juga cenderung lebih menyukai salah satu dari dua gaya menggunakan informasi (information-using styles), yaitu cara-cara menggunakan informasi untuk memecahkan suatu masalah.
• Gaya Semantik (systematic style)
Manajer memberi perhatian khusus untuk mengikuti suatu metode yang telah
ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
• Gaya Intuitif (intuitive style)
Manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.
1. Sistem Penunjang Keputusan ( SPK )
Ada tiga hal utama yang perlu diketahui oleh penganalisis sistem pendukung keputusan, yaitu : (1) apakah pembuat keputusan utama bersifat analitis atau heuristik; (2) bagaimana keputusan dibuat dalam tiga fase penyelesaian masalah dalam hal kecerdasan, perancangan, dan pemilihan; dan (3) metode kriteria-ganda yang sangat berguna dalam menyelesaikan masalah-masalah semiterstruktur.
Ø Karakteristik SPK
Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah salah satu cara mengorganisir informasi (melibatkan pengunaan basis data) yang dimaksudkan untuk digunakan dalam membuat keputusan. SPK dirancang untuk pendekatan menyelesaikan masalah para pembuat keputusan dan kebutuhan-kebutuhan aplikasi, tetapi tidak untuk menggantikan keputusan maupun membuat suatu keputusan untuk pengguna. SPK dirancang sedemikian rupa untuk mebantu mendukung keputusan-keputusan yang melibatkan masalah-maslah kompleks yang diformulasikan sebagai problemproblem semiterstruktur. SPK bisa dibangun untuk mendukung keputuisan sekali saja, keputusan–keputusan yang jarang dibuat atau keputusan-keputusan yang muncul secara rutin.
SPK berbeda dengan SIM tradisional, SIM tradisional berorientasi produk yang menghasilkan keluaran sedangakan SPK berorientasi proses dimana fokus SPK adalah pada interaksi pembuat keputusan dengan sistem tersebut, bukan pada keluaran yang dihasilkan. Pembuat keputusan dalam organisasi terjadi pada tiga level utama yaitu : level strategik, manajerial dan operasional. Keputusan pada level operasional merupakan keputusan-keputusan terstruktur yaitu keputusan-keputusan dimana semua atau sebagian besar variabel-variabel yang ada diketahui dan bisa diprogram secara total (secara menyeluruh dapat diotomatiskan). Keputusan-keputusan terstruktur bersifat rutin dan memerlukan sedikit pendapat manusia begitu variabel-variabel tersebut terprogram. Pada level manajerial dan strategik merupakan keputusan semistruktur, dimana problemproblem dan peluang tidak dapat distrukturkan secara total dan memerlukan pendapat dan pengalaman manusia untuk membuat suatu keputusan. Dalam hal ini SPK dapat digunakan untuk mengembangkan solusi problem–problem yang bersifat kompleks dan semiterstruktur dengan mempertimbangkan SIM tradisional.
Penggunaan SPK tidak terbatas untuk manajer-manajer dari level menengah sampai ke level tinggi, tetapi dapat digunakan oleh individu-individu. Pengguna memiliki gaya pembuatan keputusan tersendiri, kebutuhan yang berbeda serta tingkat pengalamannya sendiri-sendiri, oleh karenanya perancang SPK perlu mempertimbangkan atribut-atribut khusus sehingga memungkinkan pengguna berhasil berinteraksi dengan sistem.
Ø Pengguna SPK
Pembuat keputusan dalam organisasi terjadi pada tiga level utama yaitu : level strategik, manajerial dan operasional. Keputusan pada level operasional merupakan keputusan-keputusan terstruktur yaitu keputusan-keputusan dimana semua atau sebagian besar variabel-variabel yang ada diketahui dan bisa diprogram secara total (secara menyeluruh dapat diotomatiskan). Keputusan-keputusan terstruktur bersifat rutin dan memerlukan sedikit pendapat manusia begitu variabel-variabel tersebut terprogram. Pada level manajerial dan strategik merupakan keputusan semistruktur, dimana problemproblem dan peluang tidak dapat distrukturkan secara total dan memerlukan pendapat dan pengalaman manusia untuk membuat suatu keputusan. Dalam hal ini SPK dapat digunakan untuk mengembangkan solusi problem–problem yang bersifat kompleks dan semiterstruktur dengan mempertimbangkan SIM tradisional.
Penggunaan SPK tidak terbatas untuk manajer-manajer dari level menengah sampai ke level tinggi, tetapi dapat digunakan oleh individu-individu. Pengguna memiliki gaya pembuatan keputusan tersendiri, kebutuhan yang berbeda serta tingkat pengalamannya sendiri-sendiri, oleh karenanya perancang SPK perlu mempertimbangkan atribut-atribut khusus sehingga memungkinkan pengguna berhasil berinteraksi dengan sistem.
Ø Konsep Pembuatan Keputusan
Beberapa konsep yang membantu dalam pembuatan SPK, yaitu bagaimana
keterkaitan antara SPK dengan pembuat keputusan, bagaimana menentukan gaya pembuat keputusan dan fase-fase penyelesaian masalah.
•. Pembuatan keputusan beresiko
Pembuatan keputus dan klasik biasanya mengasumsi keputusan yang dibuat
berdasarkan tiga rangkaian kondisi, yaitu : kepastian, ketidakpastian dan resiko yang dimaksud dengan kepastian adalah kita mengetahui segala sesuatu sebelumnya dalam membuat keputusan. Model ilmu pengetahuan manajemen umum yang mengasumsikan kondisi-kondisi kepastian adalah program linier, dimana sumber daya, tingkat komsumsi, tekanan dan laba semuanya diasumsikan sudah diketahui dan tepat. Sedangkan ketidakpastian merupakan sebaliknya yaitu kita tidak mengetahui tentang probabilitas atau konsekuensi keputusan-keputuisan kita.
Diantara dua perbedaan dari kepastian dengan ketidakpastian terdapat serangkaiankondisi yang disebut resiko. Keputusan-keputusan yang dibuat mengandung resiko mengasumsikan bahwa kita setidaknya tahu tentang alternatif- alternatif yang dimiliki.
•. Gaya Pembuatan Keputusan
Parameter gaya pembuatan keputusan didasarkan pada cara dimana informasi dikumpulkan, diproses, dan digunakan; serta bagaimana informasi dikomunikasikan dan diterapkan. Pembuat Keputusan Analitis Pembuat Keputusan Heuristik Belajar dengan menganalisis Belajar dengan bertindak. Menggunakan prosedur langkah dengan langkah. Menggunakan trial and error. Menilai informasi dan model-model secara kuantitatif. Menilai pengalaman. Membangun algoritma dan modelmodel matematis. Mengandalkan pengindraan. Mengupayakan solusi optimal. Mengupayakan solusi yang memuaskan.
Pembuatan Keputusan Analitis, pembuat keputusan analitis tergantung padainformasi yang diperoleh secara sistematis dan dievaluasi secara sistematis pula dengan cara memperkecil alternatif-alternatif yang ada serta membuat suatu keputusan berdasakan informasi tersebut. Pembuatan Keputusan Heuristik, pembuat keputusan yang menggunakan heuristik membuat keputusan dengan batuan beberapa petunjuk (atau petunjuk praktis), meskipun mereka tidak selalu bisa diterapkan secara konsisten atau sistematis. Mereka mengupayakan kepuasan, bukan solusi optimal. Heuristik umumnya berdasarkan pengalaman.
Gaya pembuatan keputusan manajer tersebut berhubungan dengan keterbukaandan ketertutupan sistem organisasi. Jika informasi di dalam perusahaan mengalir bebas,peluang untuk menggunakan bantuan keputusan dan analisis sitematis bisa lebih besar. Jika informasi tepat waktu sulit diperoleh, organisasi bisa mendorong manajer menuju gaya yang lebih heuristik.
•. Fase Penyelesaian Masalah
Tiga fase penyelesaian masal;ah yaitu :
1. Kecerdasan
Kecerdasan adalah kesadaran mengenai suatu masalah atau peluang. Dalam hal ini, pembuat keputusan berupaya mencari lingkungan bisnis internal dan eksternal, memeriksa keputusan-keputusan yang perlu dibuat, dan masalah-masalah yang perlu diatasi, atau peluang-peluang yang perlu dipertimbangkan. Kecerdasan berarti kesadaran aktif akan perubahan-perubahan di lingkungan yang menuntut dilakukannya tindakan-tindakan tertentu.
2. Perancangan
Dalam fase perancangan, pembuat keputusan merumuskan suatu masalah dan
menganalisis sejumlah solusi alternatif.
3. Pemilihan
Dalam fase pemilihan ini, pembuat keputusan memilih solusi masalah atau peluangyang ditandai dalam fase kecerdasan. Pemilihan ini diikuti dari analisis sebelumnya dalam fase perancangan dan memperkuatnya lewat informasi-informasi yang diperoleh dalam fase pemilihan.
Ø Pembuatan Keputusan Kriteria-Ganda
Dalam memodelkan keputusan-keputusan serealitis mungkin, peneliti mengembangkan beberapa pendekatan untuk mengevaluasi tujuan ganda atau problemproblemkriteria-ganda. Pendekatan kriteria-ganda memungkinkan pembuat keputusan menyusun prioritas mereka serta memungkinkan ditampilkannya analisis sensitivitas dengan menanyakan jenis pertanyaan bagaimana-jika. Metode ini meliputi metode-metode pembobotan, pendekatan batasan konjungtif, pemrosesan hiraki analitis, dan pemrograman tujuan.
Ø Sistem Ahli, Jaringan saraf dan Perangkat-perangkat Keputusan lainnya.
Model-model keputusan lainnya yang tersedia bagi para manajer meliputi sistem ahli dan jarangan saraf. Sistem ahli adalah sistem-sistem pemikiran berdasarkan aturan yang dikembangkan untuk bidang keahlian tertentu.Mengumpulkan keahlian disebut menambah pengetahuan dan ini merupakan bagian yang paling sulit dari aturan yang membentuk spesifikasi. Jaringan saraf dikembangkan dengan menyelesaikan sejumlah masalah dari satu jenis dan membiarkan perangkat lunak mendapat umpan balik atas keputusan-keputusan yang diambil, mengamati apa yang dilibatkan sehingga keputusan tersebut berhasil. Kedua model di atas disebut di bidang kecerdasan buatan (AI). AI disebut SPK karena menuntut pembuat keputusan manusia melakukan identifikasi terhadap masalahmasalah yang ada, menambah pengetahuan dan melakukan analisis sensitivitas.
2. Contoh Kasus
Seorang Manajer ingin membuat sebuah sistem yang akan membantu dia dalam menentukan biaya operasional dalam suatu periode, lalu muncul dalam pemikirannya dia beberapa pertanyaan yang antara lain :
1. Apa yang sebenarnya akan saya dapatkan dari system tersebut ?
2. Jika biaya prorotipe adalah $X, apakah saya rasa biaya tersebut bisa diterima ?
Sebenarnya dari pertanyaan itu tersirat jawaban yang mungkin para Manajer dapat
menanganinya, yang antara lain dengan mengembangkan system yang berbasiskan DSS ini manajer itu dapat menjawab masalah bisnisnya dengan cara membantunya dalam meningkatkan keputusan yang lebih baik dalam sisi perencanaan, komunikasi, dan kontrol terhadap para bawahan, serta dengan inipun manajer itu dapat menghemat waktu dalam pekerjaannya dalam membuat keputusan.
Disini juga Manajer dihadapkan pada beberapa alternative yang antara lain “ Jika prototype hanya bisa mengerjakan dua dari tiga tujuan operasional saya, pada biaya yang lebih rendah dari $X, apakah saya akan mengunakan sistem tersebut atau mengembangkanya agar dapat memenuhi dengan kebutuhan saya ?”. Disini dapat ditarik titik pointnya yaitu nilai dan biaya tetap dipisahkan dan tidak disamakan. Hal ini berlaku hanya jika biaya tetap dijaga. Dari studi kasus DSS ini, nampak bahwa untuk bias menerapkan analisi nilai, dalam sebagian besar organisasi, biayanya harus dibawah $20.000.
3. Lampiran Artikel mengenai Pendekatan Sistem Untuk Memecahkan Masalah dan Pengambilan Keputusan
Kerangka rangkap empat yang dibahas pada kerangka investasi, telah memberikan dasar yang berguna untuk memeriksa dan mengklasifikasikan persoalan yang berkaitan dengan keterlibatan manajemen dalam DSS. Kerangka tersebut juga telah memberikan cara yang baik untuk memeriksa kualitas pernyataan konvensional dalamDSS yang ada. Pada bagian pemeriksaan penemuan ini, kualitas pernyataan ini akan dibandingkan dengan penemuan studi untuk menarik kesimpulannya, apabila masingmasing dari keduanya bisa saling melakukan verifikasi, dan guna membuat titik tolak untuk meninggalkan pernyataan konvensional tersebut apabila keduanya tidak bersesuaian. Dalam menemukan literature dengan penemuan studi tersebut, sebaiknya dapat ditunjukkan bahwa penemuan tersebut berasal dari DSS yang berhasil. Hal tersebut dapat didukung dengan memberikan sedikit sample. Menurut Welsch ukuran keberhasilan DSS difokuskan pada tiga keberhasilan pokok : yaitu kepuasan pemakai terhadap produk akhir, daya penerimaan DSS bagi pemakai, dan frekuensi penggunaan (jika penggunaan memang dimaksudkan).
Pemberi persetujuan dan administrator Perencanaan DSS harus digabungkan atau dimasukkan ke dalam proses perencanaan bersama. Evaluasi financial DDS sulit dan jarang dilakukan, namun bila dilakukan harus sesuai pada nilai tambah dan biaya. Dalam memberikan persetujuan terhadap DSS, sebaiknya manajemen melakukan evaluasi biaya dan keuntungan yang relatif sedikit formal. Faktor biayalah yang biasanya paling mudah diukur. Dukungan sumber daya aktifitas DSS dan sistem informasi yang lain, dapat digunakan secara bersama-sama jika diperlukan, serta dapat dilakukan secara terpisah. Pengembangan DSS Keterlibatan manajemen harus dilakukan secara mendalam sepanjang pengembangan tersebut dan harus dalam bentuk peran kepemimpinan dalam proyek tersebut. Baik manajer menengah maupun atas harus terlibat secara mendalam dalam suatu proyek. Manajer menengah dapat memberi pengarahan sepanjang proses tersebut. DSS harus dikembangkan agar bisa mencakup gaya pembuatan keputusan personal dari manajer. Gaya keputusan diakomodasi (untuk beberapa manajer potensial) dengan cara membangun kemampuan ke dalam DSS untuk berinteraksi dengan berbagai cara atau pendekatan dan gaya (misalnya variasi dalam hal kerincian output, tampilan tabular dan grafik). Jenis teknologi DSS yang tersedia akan mempunyai dampak terhadap peningkatan keterlibatan pemakai dan manajer dalam pengembangan DSS. Operasi DSS Ada sejumlah besar manajer atas yang mengoperasikan DSS, namun banyak dari sebagian mereka yang lebih suka membebankan operasi tersebut kepada staf mereka. Suatu studi menemukan bahwa persentasi manajer pemakai pengoperasian DSS secara langsung adalah tinggi. Dalam sebagian kasus, manajer sering kali mengoperkan operasinya kepada perantara, namum mereka juga masih mengoperasikan DSS walaupun dalam skala yang sedikit.
Pemakai output DSS harus digunakan untuk menunjang pembuatan keputusan manajerial pada semua tingkat organisasi. Penemuan menunjukkan bahwa DSS benar-benar menunjang semua tungkat manajerial. Namun ada perbedaan mengenai frekuensinya, sementara manajemen tingkat menengah dan atas hampir selalu mendapat dukungan dari DSS, DSS jarang memberikan dukungan kepada manajemen tingkat bawah. DSS harus menunjang proses pembuatan keputusan oleh manajer baik secara perorangan maupun kelompok. DSS juga harus membantu manajer dalam semua fase proses keputusan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan makalah Pendekatan Sistem Dalam Memecahkan Masalah Dan Mengambil Keputusan adalah sebagai berikut :
1. Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorang
profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya
tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam
memecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu:
• Mengenali kontroversi
• Menimbang klaim alternatif
• Membentuk penilaian
2. Pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk
menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya.
3. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer
yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
4. Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka
mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah,
mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.
2. Saran
Makalah ini belum sepenuhnya dapat memberikan solusi dalam hal pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut. Tetapi makalah ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk mengambil keputusan dalam menghadapi suatu permasalahan yang sedang dihadapi bagi seorang menejer ataupun bagi orang awam yang sedang menghadapi suatu permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://demson.files.wordpress.com/2009/11/makalah-spk.pdf
http://www.scribd.com/doc/13564609/Makalah-Pengambilan-Keputusan
http://www.scribd.com/doc/21333491/Tugas-Akhir-Teori-Pebgambilan-Keputusan
http://www.slideshare.net/bang_qq/peran-sistem-informasi-manajemen-dalam-pengambilan-keputusan-organisasi
Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Makalah ini untuk memenuhi dalam bidang penilaian mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang berjudul “ Pendekatan Sistem Dalam Memecahkan Masalah & Membuat Keputusan “.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Maksud dan Tujuan
2. Ruang Lingkup
BAB II Pembahasan
A. Pendekatan Sistem
1. Struktur Masalah
2. Tahap Pemecahan Masalah
3. Pemecahan Masalah
4. Faktor Manusia Yang Mempengaruhi Pemecahan –
Masalah
BAB III Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah sering kali muncul dalam kehidupan manusia. Setiap permasalahan tidak akan berhenti sendiri tanpa disertai solusi untuk menyelesaikannya.masalah sering kali terjadi pada komunitas- komunitas baik komunitas kecil maupun komunitas besar.
Permasalahan yang kompleks sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang pada akhirnya secara tidak langsung menuntut seorang menejer untuk membuat sebuah keputusan. Pada saat ini suatu pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah telah diciptakan yang terdiri dari tiga jenis usaha :
-. Persiapan
-. Definisi
-. Solusi
Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang perusahaan sebagai suatu system dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasi subsistem - subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefenisikan masalah, manajer bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisis bagian-bagiansistem menurut suatu urutan tertentu.
Dalam memecahkan masalah manajer mengidentifikasi berbagai solusi alternative, mengevaluaasinya, memilh yang terbaik, menerapkannya, dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagaimana mestinya.
1. Maksud dan tujuan
Penulisan makalah ini bermaksud membuka pemikiran para mahasiswa untuk lebih tanggap dalam menghadapi sebuah permasalahan dan mampu menyelesaikan permasalah tersebut, dan tentunya tulisan ini sangat bermanfaat bagi para mahasiswa ketika memasuki dunia kerja nantinya.
2. Ruang lingkup
Pada makalah ini penulis hanya membahas bagaimana seorang manajer perusahaan mengambil sebuah keputusan ketika terjadi sebuah permasalahan pada
perusahaan yang mereka pimpin. Oleh sebab itu, maka pada makalah ini berisikan
pendekatan system dalam pengambilan keputusan, struktur masalah, tahap pemecahan
masalah serta faktor manusia yang mempengaruhi pemecahan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN SISTEM
Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorang profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu:
1. Mengenali kontroversi
2. Menimbang klaim alternatif
3. Membentuk penilaian
Kerangka kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer dikenal sebagai pendekatan sistem . Serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternative
dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja.
1. STRUKTUR MASALAH
Masalah terstruktur terdiri dari elemen-elemen dan hubungan-hubungan antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah. Masalah tak terstruktur berisikan elemen-elemen atau hubungan-hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit permasalahan yang sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak terstruktur. Sebagaian besar masalah adalah masalah semi-terstruktur, yaitu manajer memiliki pemahaman yang kurang sempurna mengenai elemen-elemen dan hubungannya. Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian elemen-elemen atau hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah.
2. TAHAP PEMECAHAN MASALAH
Dalam memecahkan masalah kita berpegangan pada tiga jenis usaha yang harus dilakukan oleh manajer yaitu usaha persiapan, usaha definisi, dan usaha solusi / pemecahan.
-. Usaha persiapan, mempersiapkan manajer untuk memecahkan masalah dengan
menyediakan orientasi sistem.
-. Usaha definisi, mencakup mengidentifikasikan masalah untuk dipecahkan dan
kemudian memahaminya.
-. Usaha solusi, mencakup mengidentifikasikan berbagai solusi alternatif,
mengevaluasinya, memilih salah satu yang tampaknya terbaik, menerapkan solusi itu dan membuat tindak lanjutnya untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan. Sistem informasi berbasis komputer atau CBIS dapat digunakan sebagai system dukungan (support systems) saat menerapkan pendekatan sistem.
Ø Usaha persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya bersama-sama menghasilkan kerangka pikir yang diinginkan untuk mengenai masalah. Ketiga masalah itu terdiri dari:
a) Memandang perusahaan sebagai suatu sistem
b) Mengenal sistem lingkungan
c) Mengidentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan
Ø Usaha definisi
Usaha definisi mencakup pertama-tama menyadari bahwa suatu masalah ada atau akan ada (identifikasi masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya untuk mencari solusi (pemahaman masalah). Usaha definisi mencakup dua langkah yaitu:
a) Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
b) Menganalisis bagian-bagian sistem dalam sustu urutan tertentu
Ø Usaha pemecahan
Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai alternatif yang layak
(feasible), pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya.
3. PEMECAHAN MASALAH
Dengan kenyataan tersebut, kita mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlahwaktu yang dihabiskan, tetapi pada konsekuensinya keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan.
Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satu kunci pemecahan masalah adalah identifikasi berbagai alternative keputusan. Solusi bagi suatu masalah harus mendayagunakan system untuk memenuhi tujuannya, seperti tercermin pada standar kinerja system. Standar ini menggambarkan keadaan yang diharapkan, apa yang harus dicapai oleh system.
Selanjutnya manajer harus memiliki informasi yang terkini, informasi itu menggambarkan keadaan saat ini, apa yang sedang dicapai oleh system. Jika keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan sama, tidak terdapat masalah dan manajer tidak mengambil tindakan. Jika kedua keadaan itu berbeda, sejumlah masalah merupakan penyebabnya dan harus dipecahkan.
Perbedaan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan menggambarkan criteria solusi (solution criterion), atau apa yang diperlukan untuk mengubah keadaan saat ini menjadi keadaan yang diharapkan. Setelah berbagai alternative, diidentifikasi system informasi dapat digunakan untuk mengevaluasi tiap alternative. Evaluasi ini harus mempertimbangkan berbagai kendala (constraints) yang mungkin, baik inter maupun ekstern/ lingkungan.
1. Kendala intern dapat berupa sumber daya yang terbatas, seperti kurangnya
bahan baku, modal kerja,SDM yang kurang memenuhi syarat, dan lain – lain.
2. Kendala lingkungan dapat berupa tekanan dari berbagai elemen lingkungan,
seperti pemerintah atau pesaing untuk bertindak menurut cara tertentu. Gejala
adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah. Sangat sering para manajer melihat gejala dari pada masalah. Gejala menarik perhatian manajer melalui lingkaran umpan balik. Namun gejala tidak mengungkapkan seluruhnya, bahwa suatu masalah adalah penyebab dari suatu persoalan, atau penyebab dari suatu peluang.
4. FAKTOR MANUSIA YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka
mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.
Ø Merasakan masalah
Manajer dapat dibagi dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan masalah (problem solving styles) mereka, yaitu bagaimana mereka menghadapi masalah.
•. Penghindar Masalah (problem avoider)
Manajer ini mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua baik-baik
saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan masalah dengan mengabaikan
informasi atau menghindarinya sepanjang perencanaan.
•. Pemecah Masalah (problem solver)
Manajer ini tidak mencari masalah juga tidak menghalanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.
•. Pencari Masalah (problem seeker)
Manajer ini menikmati pemecahan masalah dan mencarinya.
Ø Mengumpulkan informasi
Para manajer dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya mengumpulkan
informasi (information-gathering styles) atau sikap terhadap total volume informasi yang tersedia bagi mereka.
•. Gaya Teratur (preceptive style)
Manajer jenis ini mengikuti management by exception dan menyaring segala
sesuatu yang tidak berhubungan dengan area minatnya.
•. Gaya Menerima (receptive style)
Manajer jenis ini ingin melihat semuanya, kemudian menentukan apakah
informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam organisasi.
Ø Menggunakan informasi
Manajer juga cenderung lebih menyukai salah satu dari dua gaya menggunakan informasi (information-using styles), yaitu cara-cara menggunakan informasi untuk memecahkan suatu masalah.
• Gaya Semantik (systematic style)
Manajer memberi perhatian khusus untuk mengikuti suatu metode yang telah
ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
• Gaya Intuitif (intuitive style)
Manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.
1. Sistem Penunjang Keputusan ( SPK )
Ada tiga hal utama yang perlu diketahui oleh penganalisis sistem pendukung keputusan, yaitu : (1) apakah pembuat keputusan utama bersifat analitis atau heuristik; (2) bagaimana keputusan dibuat dalam tiga fase penyelesaian masalah dalam hal kecerdasan, perancangan, dan pemilihan; dan (3) metode kriteria-ganda yang sangat berguna dalam menyelesaikan masalah-masalah semiterstruktur.
Ø Karakteristik SPK
Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah salah satu cara mengorganisir informasi (melibatkan pengunaan basis data) yang dimaksudkan untuk digunakan dalam membuat keputusan. SPK dirancang untuk pendekatan menyelesaikan masalah para pembuat keputusan dan kebutuhan-kebutuhan aplikasi, tetapi tidak untuk menggantikan keputusan maupun membuat suatu keputusan untuk pengguna. SPK dirancang sedemikian rupa untuk mebantu mendukung keputusan-keputusan yang melibatkan masalah-maslah kompleks yang diformulasikan sebagai problemproblem semiterstruktur. SPK bisa dibangun untuk mendukung keputuisan sekali saja, keputusan–keputusan yang jarang dibuat atau keputusan-keputusan yang muncul secara rutin.
SPK berbeda dengan SIM tradisional, SIM tradisional berorientasi produk yang menghasilkan keluaran sedangakan SPK berorientasi proses dimana fokus SPK adalah pada interaksi pembuat keputusan dengan sistem tersebut, bukan pada keluaran yang dihasilkan. Pembuat keputusan dalam organisasi terjadi pada tiga level utama yaitu : level strategik, manajerial dan operasional. Keputusan pada level operasional merupakan keputusan-keputusan terstruktur yaitu keputusan-keputusan dimana semua atau sebagian besar variabel-variabel yang ada diketahui dan bisa diprogram secara total (secara menyeluruh dapat diotomatiskan). Keputusan-keputusan terstruktur bersifat rutin dan memerlukan sedikit pendapat manusia begitu variabel-variabel tersebut terprogram. Pada level manajerial dan strategik merupakan keputusan semistruktur, dimana problemproblem dan peluang tidak dapat distrukturkan secara total dan memerlukan pendapat dan pengalaman manusia untuk membuat suatu keputusan. Dalam hal ini SPK dapat digunakan untuk mengembangkan solusi problem–problem yang bersifat kompleks dan semiterstruktur dengan mempertimbangkan SIM tradisional.
Penggunaan SPK tidak terbatas untuk manajer-manajer dari level menengah sampai ke level tinggi, tetapi dapat digunakan oleh individu-individu. Pengguna memiliki gaya pembuatan keputusan tersendiri, kebutuhan yang berbeda serta tingkat pengalamannya sendiri-sendiri, oleh karenanya perancang SPK perlu mempertimbangkan atribut-atribut khusus sehingga memungkinkan pengguna berhasil berinteraksi dengan sistem.
Ø Pengguna SPK
Pembuat keputusan dalam organisasi terjadi pada tiga level utama yaitu : level strategik, manajerial dan operasional. Keputusan pada level operasional merupakan keputusan-keputusan terstruktur yaitu keputusan-keputusan dimana semua atau sebagian besar variabel-variabel yang ada diketahui dan bisa diprogram secara total (secara menyeluruh dapat diotomatiskan). Keputusan-keputusan terstruktur bersifat rutin dan memerlukan sedikit pendapat manusia begitu variabel-variabel tersebut terprogram. Pada level manajerial dan strategik merupakan keputusan semistruktur, dimana problemproblem dan peluang tidak dapat distrukturkan secara total dan memerlukan pendapat dan pengalaman manusia untuk membuat suatu keputusan. Dalam hal ini SPK dapat digunakan untuk mengembangkan solusi problem–problem yang bersifat kompleks dan semiterstruktur dengan mempertimbangkan SIM tradisional.
Penggunaan SPK tidak terbatas untuk manajer-manajer dari level menengah sampai ke level tinggi, tetapi dapat digunakan oleh individu-individu. Pengguna memiliki gaya pembuatan keputusan tersendiri, kebutuhan yang berbeda serta tingkat pengalamannya sendiri-sendiri, oleh karenanya perancang SPK perlu mempertimbangkan atribut-atribut khusus sehingga memungkinkan pengguna berhasil berinteraksi dengan sistem.
Ø Konsep Pembuatan Keputusan
Beberapa konsep yang membantu dalam pembuatan SPK, yaitu bagaimana
keterkaitan antara SPK dengan pembuat keputusan, bagaimana menentukan gaya pembuat keputusan dan fase-fase penyelesaian masalah.
•. Pembuatan keputusan beresiko
Pembuatan keputus dan klasik biasanya mengasumsi keputusan yang dibuat
berdasarkan tiga rangkaian kondisi, yaitu : kepastian, ketidakpastian dan resiko yang dimaksud dengan kepastian adalah kita mengetahui segala sesuatu sebelumnya dalam membuat keputusan. Model ilmu pengetahuan manajemen umum yang mengasumsikan kondisi-kondisi kepastian adalah program linier, dimana sumber daya, tingkat komsumsi, tekanan dan laba semuanya diasumsikan sudah diketahui dan tepat. Sedangkan ketidakpastian merupakan sebaliknya yaitu kita tidak mengetahui tentang probabilitas atau konsekuensi keputusan-keputuisan kita.
Diantara dua perbedaan dari kepastian dengan ketidakpastian terdapat serangkaiankondisi yang disebut resiko. Keputusan-keputusan yang dibuat mengandung resiko mengasumsikan bahwa kita setidaknya tahu tentang alternatif- alternatif yang dimiliki.
•. Gaya Pembuatan Keputusan
Parameter gaya pembuatan keputusan didasarkan pada cara dimana informasi dikumpulkan, diproses, dan digunakan; serta bagaimana informasi dikomunikasikan dan diterapkan. Pembuat Keputusan Analitis Pembuat Keputusan Heuristik Belajar dengan menganalisis Belajar dengan bertindak. Menggunakan prosedur langkah dengan langkah. Menggunakan trial and error. Menilai informasi dan model-model secara kuantitatif. Menilai pengalaman. Membangun algoritma dan modelmodel matematis. Mengandalkan pengindraan. Mengupayakan solusi optimal. Mengupayakan solusi yang memuaskan.
Pembuatan Keputusan Analitis, pembuat keputusan analitis tergantung padainformasi yang diperoleh secara sistematis dan dievaluasi secara sistematis pula dengan cara memperkecil alternatif-alternatif yang ada serta membuat suatu keputusan berdasakan informasi tersebut. Pembuatan Keputusan Heuristik, pembuat keputusan yang menggunakan heuristik membuat keputusan dengan batuan beberapa petunjuk (atau petunjuk praktis), meskipun mereka tidak selalu bisa diterapkan secara konsisten atau sistematis. Mereka mengupayakan kepuasan, bukan solusi optimal. Heuristik umumnya berdasarkan pengalaman.
Gaya pembuatan keputusan manajer tersebut berhubungan dengan keterbukaandan ketertutupan sistem organisasi. Jika informasi di dalam perusahaan mengalir bebas,peluang untuk menggunakan bantuan keputusan dan analisis sitematis bisa lebih besar. Jika informasi tepat waktu sulit diperoleh, organisasi bisa mendorong manajer menuju gaya yang lebih heuristik.
•. Fase Penyelesaian Masalah
Tiga fase penyelesaian masal;ah yaitu :
1. Kecerdasan
Kecerdasan adalah kesadaran mengenai suatu masalah atau peluang. Dalam hal ini, pembuat keputusan berupaya mencari lingkungan bisnis internal dan eksternal, memeriksa keputusan-keputusan yang perlu dibuat, dan masalah-masalah yang perlu diatasi, atau peluang-peluang yang perlu dipertimbangkan. Kecerdasan berarti kesadaran aktif akan perubahan-perubahan di lingkungan yang menuntut dilakukannya tindakan-tindakan tertentu.
2. Perancangan
Dalam fase perancangan, pembuat keputusan merumuskan suatu masalah dan
menganalisis sejumlah solusi alternatif.
3. Pemilihan
Dalam fase pemilihan ini, pembuat keputusan memilih solusi masalah atau peluangyang ditandai dalam fase kecerdasan. Pemilihan ini diikuti dari analisis sebelumnya dalam fase perancangan dan memperkuatnya lewat informasi-informasi yang diperoleh dalam fase pemilihan.
Ø Pembuatan Keputusan Kriteria-Ganda
Dalam memodelkan keputusan-keputusan serealitis mungkin, peneliti mengembangkan beberapa pendekatan untuk mengevaluasi tujuan ganda atau problemproblemkriteria-ganda. Pendekatan kriteria-ganda memungkinkan pembuat keputusan menyusun prioritas mereka serta memungkinkan ditampilkannya analisis sensitivitas dengan menanyakan jenis pertanyaan bagaimana-jika. Metode ini meliputi metode-metode pembobotan, pendekatan batasan konjungtif, pemrosesan hiraki analitis, dan pemrograman tujuan.
Ø Sistem Ahli, Jaringan saraf dan Perangkat-perangkat Keputusan lainnya.
Model-model keputusan lainnya yang tersedia bagi para manajer meliputi sistem ahli dan jarangan saraf. Sistem ahli adalah sistem-sistem pemikiran berdasarkan aturan yang dikembangkan untuk bidang keahlian tertentu.Mengumpulkan keahlian disebut menambah pengetahuan dan ini merupakan bagian yang paling sulit dari aturan yang membentuk spesifikasi. Jaringan saraf dikembangkan dengan menyelesaikan sejumlah masalah dari satu jenis dan membiarkan perangkat lunak mendapat umpan balik atas keputusan-keputusan yang diambil, mengamati apa yang dilibatkan sehingga keputusan tersebut berhasil. Kedua model di atas disebut di bidang kecerdasan buatan (AI). AI disebut SPK karena menuntut pembuat keputusan manusia melakukan identifikasi terhadap masalahmasalah yang ada, menambah pengetahuan dan melakukan analisis sensitivitas.
2. Contoh Kasus
Seorang Manajer ingin membuat sebuah sistem yang akan membantu dia dalam menentukan biaya operasional dalam suatu periode, lalu muncul dalam pemikirannya dia beberapa pertanyaan yang antara lain :
1. Apa yang sebenarnya akan saya dapatkan dari system tersebut ?
2. Jika biaya prorotipe adalah $X, apakah saya rasa biaya tersebut bisa diterima ?
Sebenarnya dari pertanyaan itu tersirat jawaban yang mungkin para Manajer dapat
menanganinya, yang antara lain dengan mengembangkan system yang berbasiskan DSS ini manajer itu dapat menjawab masalah bisnisnya dengan cara membantunya dalam meningkatkan keputusan yang lebih baik dalam sisi perencanaan, komunikasi, dan kontrol terhadap para bawahan, serta dengan inipun manajer itu dapat menghemat waktu dalam pekerjaannya dalam membuat keputusan.
Disini juga Manajer dihadapkan pada beberapa alternative yang antara lain “ Jika prototype hanya bisa mengerjakan dua dari tiga tujuan operasional saya, pada biaya yang lebih rendah dari $X, apakah saya akan mengunakan sistem tersebut atau mengembangkanya agar dapat memenuhi dengan kebutuhan saya ?”. Disini dapat ditarik titik pointnya yaitu nilai dan biaya tetap dipisahkan dan tidak disamakan. Hal ini berlaku hanya jika biaya tetap dijaga. Dari studi kasus DSS ini, nampak bahwa untuk bias menerapkan analisi nilai, dalam sebagian besar organisasi, biayanya harus dibawah $20.000.
3. Lampiran Artikel mengenai Pendekatan Sistem Untuk Memecahkan Masalah dan Pengambilan Keputusan
Kerangka rangkap empat yang dibahas pada kerangka investasi, telah memberikan dasar yang berguna untuk memeriksa dan mengklasifikasikan persoalan yang berkaitan dengan keterlibatan manajemen dalam DSS. Kerangka tersebut juga telah memberikan cara yang baik untuk memeriksa kualitas pernyataan konvensional dalamDSS yang ada. Pada bagian pemeriksaan penemuan ini, kualitas pernyataan ini akan dibandingkan dengan penemuan studi untuk menarik kesimpulannya, apabila masingmasing dari keduanya bisa saling melakukan verifikasi, dan guna membuat titik tolak untuk meninggalkan pernyataan konvensional tersebut apabila keduanya tidak bersesuaian. Dalam menemukan literature dengan penemuan studi tersebut, sebaiknya dapat ditunjukkan bahwa penemuan tersebut berasal dari DSS yang berhasil. Hal tersebut dapat didukung dengan memberikan sedikit sample. Menurut Welsch ukuran keberhasilan DSS difokuskan pada tiga keberhasilan pokok : yaitu kepuasan pemakai terhadap produk akhir, daya penerimaan DSS bagi pemakai, dan frekuensi penggunaan (jika penggunaan memang dimaksudkan).
Pemberi persetujuan dan administrator Perencanaan DSS harus digabungkan atau dimasukkan ke dalam proses perencanaan bersama. Evaluasi financial DDS sulit dan jarang dilakukan, namun bila dilakukan harus sesuai pada nilai tambah dan biaya. Dalam memberikan persetujuan terhadap DSS, sebaiknya manajemen melakukan evaluasi biaya dan keuntungan yang relatif sedikit formal. Faktor biayalah yang biasanya paling mudah diukur. Dukungan sumber daya aktifitas DSS dan sistem informasi yang lain, dapat digunakan secara bersama-sama jika diperlukan, serta dapat dilakukan secara terpisah. Pengembangan DSS Keterlibatan manajemen harus dilakukan secara mendalam sepanjang pengembangan tersebut dan harus dalam bentuk peran kepemimpinan dalam proyek tersebut. Baik manajer menengah maupun atas harus terlibat secara mendalam dalam suatu proyek. Manajer menengah dapat memberi pengarahan sepanjang proses tersebut. DSS harus dikembangkan agar bisa mencakup gaya pembuatan keputusan personal dari manajer. Gaya keputusan diakomodasi (untuk beberapa manajer potensial) dengan cara membangun kemampuan ke dalam DSS untuk berinteraksi dengan berbagai cara atau pendekatan dan gaya (misalnya variasi dalam hal kerincian output, tampilan tabular dan grafik). Jenis teknologi DSS yang tersedia akan mempunyai dampak terhadap peningkatan keterlibatan pemakai dan manajer dalam pengembangan DSS. Operasi DSS Ada sejumlah besar manajer atas yang mengoperasikan DSS, namun banyak dari sebagian mereka yang lebih suka membebankan operasi tersebut kepada staf mereka. Suatu studi menemukan bahwa persentasi manajer pemakai pengoperasian DSS secara langsung adalah tinggi. Dalam sebagian kasus, manajer sering kali mengoperkan operasinya kepada perantara, namum mereka juga masih mengoperasikan DSS walaupun dalam skala yang sedikit.
Pemakai output DSS harus digunakan untuk menunjang pembuatan keputusan manajerial pada semua tingkat organisasi. Penemuan menunjukkan bahwa DSS benar-benar menunjang semua tungkat manajerial. Namun ada perbedaan mengenai frekuensinya, sementara manajemen tingkat menengah dan atas hampir selalu mendapat dukungan dari DSS, DSS jarang memberikan dukungan kepada manajemen tingkat bawah. DSS harus menunjang proses pembuatan keputusan oleh manajer baik secara perorangan maupun kelompok. DSS juga harus membantu manajer dalam semua fase proses keputusan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan makalah Pendekatan Sistem Dalam Memecahkan Masalah Dan Mengambil Keputusan adalah sebagai berikut :
1. Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorang
profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya
tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam
memecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu:
• Mengenali kontroversi
• Menimbang klaim alternatif
• Membentuk penilaian
2. Pemecahan masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk
menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya.
3. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer
yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut.
4. Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka
mempengaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah,
mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi.
2. Saran
Makalah ini belum sepenuhnya dapat memberikan solusi dalam hal pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut. Tetapi makalah ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk mengambil keputusan dalam menghadapi suatu permasalahan yang sedang dihadapi bagi seorang menejer ataupun bagi orang awam yang sedang menghadapi suatu permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://demson.files.wordpress.com/2009/11/makalah-spk.pdf
http://www.scribd.com/doc/13564609/Makalah-Pengambilan-Keputusan
http://www.scribd.com/doc/21333491/Tugas-Akhir-Teori-Pebgambilan-Keputusan
http://www.slideshare.net/bang_qq/peran-sistem-informasi-manajemen-dalam-pengambilan-keputusan-organisasi
1 komentar:
trimakasih sangat bermanfaat :)
Posting Komentar